Pt, MP. Suyadi, M. Sri Minarti, MP selaku ketua program studi ilmu peternakan yang telah banyak membina kelancaran proses studi. Kedua orang tua, bibi, kakak sepupu dan adik sepupu atas segala dukungan baik materiil maupun motivasi serta doa yang tulus. Ria Purwantika dan Muklasin yang telah menjadi teman penelitian yang baik serta memberi motivasi dalam suka duka penelitian, serta teman-teman kelas F dan Angkatan Fapet UB.
Kritik dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. The method used was experimental laboratory. Lactobacillus plantarum was used for fermentation culture. Variables of this research were protein, fat, carbohydrate, and ash content. The result showed that substitution taro flour as filler material in fermented sausage had different effect on fat, carbohydrate, and ash content but had no effect on protein content.
Bahan pengisi sosis dapat disubstitusi dengan tujuan meningkatkan kualitas sosis fermentasi, salah satunya dengan substitusi tepung talas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan tingkat substitusi tepung talas terhadap kadar protein, lemak, karbohidrat, dan abu pada sosis fermentasi. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat substitusi tepung talas yang sesuai untuk pembuatan sosis fermentasi dengan kualitas yang baik.
Materi penelitian adalah daging sapi, es batu, tepung talas, tepung tapioka, susu skim, minyak jagung, garam, gula, bawang putih, STPP, merica, garam, pala dan kultur L. Metode yang digunakan yaitu percobaan di laboratorium serta menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan.
Variabel yang diamati yaitu kadar protein, lemak, karbohidrat, dan abu. Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa substitusi tepung talas memberikan perbedaan yang nyata terhadap kadar lemak, karbohidrat, dan abu. Namun kadar protein tidak berbeda nyata. Komposisi Kimia Tepung Tapioka Komposisi Kimia Tepung Talas Syarat Mutu Sosis Skema Kerangka Pikir Skema Pembuatan Tepung Talas Prosedur Penelitian Uji Kadar Protein Uji Kadar Karbohidrat Uji Kadar Lemak Uji Kadar Abu Dokumentasi Penelitian Daging merupakan urat daging yang menempel pada kerangka, kecuali urat daging bagian bibir, hidung dan telinga yang berasal dari hewan sehat sewaktu dipotong SNI Komposisi kimia daging tergantung pada spesies ternak, kondisi ternak, dan jenis daging karkas.
Kandungan gizi yang tinggi pada daging menyebabkan daging termasuk dalam bahan pangan yang perishable mudah rusak. Daging sapi segar seperti layaknya produk ternak lainnya mudah busuk atau rusak karena perubahan kimiawi dan kontaminasi mikroba.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan daging segar adalah dengan melakukan pengawetan berupa pengolahan terhadap daging Zuriyati, Salah satu olahan yang banyak dibuat dari bahan daging sapi yaitu sosis. Sosis merupakan salah satu produk hasil olahan daging yang telah dikenal masyarakat Indonesia. Sosis dapat dibuat dari daging sapi, ayam, kambing, domba, babi, maupun ikan. Prinsipnya semua jenis daging dapat dibuat sosis bila dicampur dengan sejumlah lemak Koswara, Sosis banyak dikenal di berbagai negara termasuk Indonesia.
Data survei independen yang dilakukan sebuah perusahaan swasta pada tahun menunjukkan konsumsi daging olahan seperti sosis dan nugget di Indonesia tumbuh dengan baik. Sosis yang umum dikenal di Indonesia yaitu sosis masak.
Sosis masak merupakan sosis yang paling digemari masyarakat karena pengolahan yang mudah dan rasa yang sudah sesuai dengan selera masyarakat. Namun sosis masak masih memiliki beberapa kelemahan diantaranya kandungan protein yang cukup rendah, tekstur yang kurang kompak dan daya simpan yang relatif singkat.
Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas sosis yaitu dengan mengolah sosis menggunakan teknologi fermentasi. Sosis yang diolah dengan cara fermentasi memiliki keunggulan lebih tahan lama, tekstur lebih kompak, lebih mudah dicerna, dan kadar protein lebih tinggi. Namun sosis fermentasi masih memiliki kelemahan yaitu kurang dikenal di kalangan masyarakat. Bahan pengisi dalam pembuatan sosis yang paling umum digunakan adalah tepung tapioka.
Bahan lain yang dapat dijadikan sebagai bahan pengisi sosis yaitu tepung talas. Tepung talas banyak digunakan untuk pengolahan makanan sebagai pendamping tepung terigu maupun tepung tapioka. Pemanfaatan tepung talas yang memiliki kandungan protein lebih tinggi dibanding tepung tapioka diharapkan mampu meningkatkan mutu sosis fermentasi. Tepung talas terdiri dari beberapa komponen mineral yang terikat secara kompleks seperti kalsium 31 mg, fosfor 67 mg, dan zat besi 0,7 mg Direktorat Bina Gizi Masyrakat, , sedangkan tapioka mengalami beberapa kali pencucian leaching sehingga sebagian mineral dalam bahan banyak yang hilang.
Abu merupakan komponen yang merepresentasikan kadar mineral dalam suatu bahan pangan. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat penggunaan tepung talas yang tepat sebagai bahan tambahan pengisi sosis fermentasi agar diperoleh kualitas sosis yang baik ditinjau dari kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan kadar abu.
Bagaimana pengaruh penggantian tepung tapioka dengan tepung talas Colocasia esculenta L. Berapa konsentrasi tepung talas yang tepat untuk menghasilkan sosis fermentasi yang berkualitas baik ditinjau dari kadar protein, lemak, karbohidrat, dan abu. Mengetahui pengaruh penggantian tepung tapioka dengan tepung talas Colocasia esculenta L. Mengetahui konsentrasi tepung talas Colocasia esculenta L. Sebagai bahan acuan untuk pembuatan sosis fermentasi dengan penambahan tepung talas Colocasia esculenta L.
Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan sosis dengan bahan pengisi tepung talas. Salah satu sosis yang telah dikenal sejak lama yaitu sosis fermentasi. Sosis fermentasi menggunakan bakteri dalam proses pembuatannya. Penggunaan bakteri yang paling umum adalah Lactobacillus plantarum.
Adanya bakteri dalam sosis fermentasi dapat meningkatkan mutu sosis dan memperpanjang daya simpan sosis fermentasi. Selain itu, adanya bakteri probiotik dalam sosis fermentasi dapat meningkatkan kandungan protein. Bakteri probiotik membutuhkan karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk hidup dan berkembang. Talas merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, merupakan sumber karbohidrat yang mengandung protein, fosfor, zat besi, dan kaya vitamin Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Tepung talas memiliki sifat fisik dan kimia yang hampir sama dengan tepung tapioka sehingga diharapkan mampu menggantikan peran tapioka sebagai bahan pembentuk tekstur sosis dan menghasilkan sosis dengan tekstur yang lebih kenyal Zebua, Rusmalirin dan Limbong, Sosis fermentasi dengan substitusi tepung talas sebagai bahan pengisi harus ditentukan kadar penggunaan yang tepat untuk menghasilkan sosis fermentasi dengan kualitas yang baik.
Koswara Nilai pH sosis ditentukan oleh pH daging yang dipakai dalam pembuatan sosis dan kondisi daging yang pre-rigor Suparno, Sosis merupakan salah satu produk olahan daging yang terbuat dari campuran daging dan lemak yang digiling dan ditambah bumbu-bumbu kemudian dimasukkan ke dalam selongsong sosis. Komponen utama sosis terdiri dari daging, lemak dan air. Sosis dikelompokkan menjadi lima kelas ditinjau dari cara pengolahannya yaitu sosis segar, sosis tidak dimasak tapi diasap, sosis dimasak dan diasap, sosis masak, sosis spesial daging masak dan sosis fermentasi Hadju dan Yenetty, Salah satu macam sosis adalah sosis fermentasi yang dibuat dengan melibatkan berbagai jenis mikroorganisme terutama bakteri asam laktat yang dapat membantu proes fermentasi sehingga mampu meningkatkan daya tahan dan kualitas produk Isnafia, Hermanianto dan Ratih, Klasifikasi sosis fermentasi didasarkan pada tingkat kelembaban produk akhir yaitu sosis kering dan semi kering.
Penambahan bahan pengisi dimaksudkan untuk mereduksi penyusutan selama pemasakan, memperbaiki stabilitas emulsi, meningkatkan cita rasa, memperbaiki sifat irisan dan mengurangi biaya produksi Aberle, Forest, Hendrick, Judge and Merkel.
Bahan pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan sosis adalah tepung dari pati, seperti tepung tapioka dan tepung sagu. Tepung dari pati dapat meningkatkan daya mengikat air karena memiliki kemampuan menahan air selama proses pengolahan dan pemanasan.
Bahan pengikat binder dalam pembuatan sosis berfungsi meningkatkan stabilitas emulsi olahan, meningkatkan daya mengikat air, menurunkan susut masak dan menurunkan biaya produksi. Ciri dari bahan pengikat diantaranya mempunyai kandungan protein tinggi. Bahan pengikat mengandung protein yang tinggi dibandingkan bahan pengisi, sedangkan bahan pengisi umumnya hanya terdiri dari karbohidrat. Bahan pengisi dan pengikat yang umum digunakan adalah tepung jagung, tepung beras, tapioka, terigu, tepung ubi jalar, tepung kentang, susu skim dan tepung kedelai Soeparno, Salah satu jenis bahan pengikat yang dapat membantu stabilitas emulsi produk adalah susu skim.
Susu skim dapat digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembuatan sosis karena susu skim bersifat adhesive dan dapat menambah nilai gizi sosis frankfurters Wilson, Dyett, Hughes and Jones, Berdasarkan keadaan fisik, daging dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe yaitu daging segar yang dilayukan atau tanpa pelayuan, daging segar yang dilayukan kemudian didinginkan daging dingin , daging segar yang dilayukan, didinginkan kemudian dibekukan daging beku , daging masak, daging asap dan daging olahan Zuriyati, Daging digunakan untuk pembuatan sosis adalah daging yang nilai ekonomisnya kurang, tetapi harus daging yang masih segar misalnya daging skeletal, daging leher, daging rusuk, daging dada dan daging tetelan Soeparno, Daging yang digunakan untuk pembuatan sosis umumnya merupakan daging dengan kualitas yang rendah sehingga memiliki daya ikat air yang rendah.
Kemampuan daya mengikat air mempengaruhi kualitas sosis karena berkaitan dengan tekstur sosis Rubban, Kalakaikannan and Rao, Tepung tapioka berfungsi sebagai bahan pengisi sosis untuk meningkatkan daya mengikat air karena mempunyai kemampuan menahan air selama proses pengolahan dan pemanasan. Selain itu, pati tepung tapioka memegang peranan penting dalam menentukan tekstur pada produk makanan Obtegayo, Samuel, and Alalani, Tapioka memiliki sifat amilopektin karena sebagian besar mengandung amilopektin.
Tepung tapioka digunakan dalam industri pengolahan daging karena karakteristik penampakan yang berkilau, tekstur yang halus, dan tidak menimbulkan efek rasa dan bau pada produk olahannya Petracci and Bianchi, Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.
Dibandingkan dengan tepung jagung, kentang, dan gandum atau terigu, komposisi zat gizi tepung tapioka cukup baik sehingga mengurangi kerusakan tenun, juga digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih Rubban et al. Namun tepung tapioka memiliki beberapa kekurangan yaitu kandungan zat gizi yang rendah, sulit dilarutkan dalam air dingin, dan apabila dikonsumsi tanpa bahan makanan lain yang memiliki nilai gizi lain yang lebih tinggi dapat menyebabkan defisiensi nutrisi bagi tubuh.
Selain itu Kelemahan dalam penggunaan tapioka adalah tidak larut dalam air dingin, pemasakannya memerlukan waktu cukup lama, dan pasta yang terbentuk cukup keras Soeparno, Kandungan tepung tapioka dapat dilihat pada Tabel 1. Komposisi kimia tepung tapioka per g bahan No. Tanaman ini diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbiji Spermatophyta dengan biji tertutup Angiospermae dan berkeping satu Monocotyledonae.
Taksonomi tumbuhan talas secara lengkap adalah sebagai berikut. Bagian yang dapat dipanen dari talas adalah umbinya, dengan umur panen berkisar antara 6 bulan dan ditandai dengan daun yang tampak mulai menguning atau mengering Koswara, Tepung talas memiliki sifat fisik dan kimia yang hampir sama dengan tepung tapioka sehingga diharapkan mampu menggantikan peran tapioka sebagai bahan pembentuk tekstur sosis dan menghasilkan sosis dengan tekstur yang lebih kenyal Zebua dkk, Kalsium oksalat berbentuk kristal yang menyerupai jarum.
Selain kalsium oksalat, talas juga mengandung asam oksalat yang dapat membentuk kompleks dengan kalsium. Keberadaan asam oksalat diduga dapat mengganggu penyerapan kalsium. Asam oksalat bersifat larut dalam air, sementara kalsium oksalat tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam kuat.
Oksalat tidak tersebar secara merata di dalam umbi talas. Agar aman dikonsumsi, maka asam oksalat di dalam talas harus dibuang. Proses perebusan dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah oksalat terlarut jika air rebusan dibuang, karena senyawa ini terlarut kedalam perebusan.
Tepung talas memiliki ukuran granula yang kecil, yaitu sekitar 0, mikron. Ukuran granula pati yang kecil ini ternyata dapat membantu individu yang mengalami masalah dengan pencernaannya karena kemudahan dari talas untuk dicerna Zebua dkk.
Komposisi kimia tepung talas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi kimia tepung talas No. Susu skim merupakan bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil sebagian atau seluruhnya.
Susu skim mengandung zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak Herawati dan Wibawa, Jumlah lemak dalam adonan sosis dan produk sosis perlu diperhatikan, karena menjadi salah satu penyebab oksidasi lemak yang dapat menimbulkan rasa tengik Purnomo, Bakteri ini digunakan sebagai kultur starter yang memicu fermentasi pada daging.
Bakteri asam laktat meningkatkan keamanan dan stabilitas produk, meningkatkan stabilitas warna, dan mengeluarkan aroma khas sosis Ahmad and Amer, Bakteri asam laktat memiliki peranan penting dalam proses fermentasi pada produk sosis fermentasi. Produk hasil metabolisme bakteri asam laktat menyebabkan pematangan, meningkatkan kualitas sensori dan karakteristik nutrisional produk dan disaat yang sama berperan menghambat bakteri patogen.
Perubahan utama yang terjadi selama proses fermentasi yaitu perubahan fisik, biokimia, dan mikrobiologi menyebabkan pengasama, lipolisis dan proteolisis, sintesis komponen aroma dan reduksi nitrat menjadi nitrit. Asidifikasi terjadi sebagai hasil perkembangan populasi bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat mensitetis laktat dan asam asetat yang menyebabkan penggumpalan penurunan pH dan menyebabkan perubahan protein menjadi bentuk gel. Asidifikasi dapat menghambat perkembangan bakteri patogen selama proses pematangan Milicevic et al.
Bakteri asam laktat adalah bakteri yang mampu memfermentasikan gula atau karbohidrat untuk memproduksi asam laktat dalam jumlah besar. Ciri-ciri bakteri asam laktat secara umum adalah selnya bereaksi positif terhadap pewarnaan gram, bereaksi negatif terhadap katalase dan tidak membentuk spora. Lactobacillus plantarum dilaporkan cocok digunakan sebagai kultur starter probiotik dalam pembuatan sosis fermentasi karena dapat memanfaatkan sel kasein pada susu, dan memberikan rasa asam pada sosis yang dapat diterima dibanding kultur komersial yang lain Mukherjee et al.
Mikroorganisme berperan penting dalam dekomposisi protein daging menjadi peptida yang menentukan karakteristik sensori produk sosis fermentasi. Populasi bakteri asam laktat menyebabkan penurunan pH lingkungan dan hal ini menyebabkan peningkatan aktivitas protease otot yang berperan dalam dekomposisi protein. Lactobacillus mengubah protein menjadi oligopeptida, peptida dan asam amino bebas.
Secara umum Lactobacillus dapat memproduksi bakteriosin. Penambahan STPP dapat mencegah terjadinya rekahan serta terbentuknya permukaan kasar pada daging layu, dapat meningkatkan rendemen, kekerasan, kekenyalan dan kekompakan sosis Koswara, Salah satu bahan yang sering ditambahkan pada bahan makanan adalah sodium tripolyphosphate STPP. Kegunaan alkali phosphat sodium atau potassium tripolyphosphate adalah 1 meningkatkan daya mengikat air protein otot, memelihara juiciness dan meningkatkan produk akhir, 2 membantu dalam ekstraksi garam-protein terlarut yang mempunyai sifat sinergis dengan garam untuk mengikat bahan dari potongan daging ketika dimasak, 3 memelihara warna dari produk yang digarami, 4 meningkatkan flavor daging, 5 menghambat oksidasi yang tidak diinginkan, 6 mengurangi pengeluaran cairan atau gas pembersih dalam produk yang dikemas vakum.
Bahan alkalin phosphat umumnya mempunyai nilai pH antara 9 dan Phosphat kemungkinan meningkatkan kemampuan protein myosin yang merupakan hasil dari resolusi aktomyosin dalam myosin dan aktin Sams, Menurut SNI , penggunaan bahan tambahan makanan seperti STPP pada pembuatan produk daging olahan adalah 3 gram per kilogram anhidrat. Soeparno menyatakan penambahan bumbu dalam pembuatan produk daging dimaksudkan untuk mengembangkan rasa dan aroma serta memperpanjang umur simpan produk.
Merica dan bawang putih sering digunakan dalam beberapa resep produk daging olahan seperti sosis, bakso dan lain sebagainya. Garam yang ditambahkan pada daging yang digiling akan meningkatkan protein myofibril yang terekstraksi. Protein ini memiliki perasaan penting sebagai pengemulsi. Fungsi garam adalah menambahakan atau meningkatkan rasa dan memperpanjang umur simpan produk Aberle et al. Garam dapur merupakan bahan tambahan pangan yang paling sering digunkan dalam produksi produk daging.
Garam dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan produk dalam mengikat air dan tekstur, mencegah pertumbuhan mikroba, meningkatkan dan mempertahankan rasa Barbut, Penambahan es dalam proses penggilingan daging diperlukan karena peningkatan suhu selama proses pelumatan daging akan mencairkan es, sehingga suhu daging atau adonan dapat dipertahankan. Selain itu, penambahan es atau air juga penting untuk menjaga kelembaban produk akhir agar tidak kering, meningkatkan sari minyak juiceness dan keempukan daging Koswara, Salah satu tujuan penambahan air dan es pada produk emulsi daging adalah menurunkan panas produk yang dihasilkan akibat gesekan selama penggilingan, melarutkan dan mendistribusikan garam ke seluruh bagian massa daging secara merata, mempermudah ekstraksi proterin otot, membantu proses pembentukan emulsi, dan mempertahankan suhu adonan agar tetap rendah.
Akibatnya produk tidak akan bersatu selama pemasakan Aberle et al. Menurut Soeparno , selongsong sosis ada dua tipe yaitu selongsong alami dan selongsong buatan. Selongsong alami mudah mengalami kerusakan oleh mikroorganisme, sehingga perlu dilakukan penggaraman yang diikuti dengan pembilasan. Selongsong atau casing untuk sosis ada 2 jenis yaitu selongsong alami dan selongsong buatan. Selongsong alami terbuat dari saluran pencernaan ternak, misalnya sapi, babi, kambing atau domba.
Selongsong buatan terdiri atas 4 jenis yaitu selulosa, kolagen yang dapat dimakan, kolagen yang tidak dapat dimakan, dan plastik Soeparno, Proses pembuatan tepung dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari jenis umbi umbian itu sendiri.
Proses pembuatan tepung talas diawali dengan pencucian dan pengupasan umbi segar. Lalu dilakukan pengirisan yang ditujukan untuk memperbesar luas permukaan dari talas pada saat dikeringkan. Kandungan oksalat yang ada di talas memang cukup tinggi dan bila tidak dihilangkan ataupun dikurangi, maka saat pangan olahan dari talas dikonsumsi, orang yang mengkonsumsi akan merasa gatal- gatal pada tenggorokannya.
Pengeringan talas dapat dilakukan baik itu dengan menggunakan alat pengering maupun sinar matahari. Secara umum, pengeringan dengan menggunakan alat pengering lebih baik daripada menggunakan sinar matahari.
Kelebihannya antara lain suhu pengeringan dan laju alir udara panas yang dapat dikontrol, kebersihan yang lebih terjaga, dan pemanasan terjadi secara merata. Akan tetapi, pengoperasian alat pengering terkadang memerlukan keahlian dari pengguna alatnya dan memakan biaya yang agak sedikit lebih mahal Koswara, Metode lain menurut Sidabutar dkk. Setelah kering, umbi talas kemudian diblender dan diayak dengan ayakan 80 mesh. Dihasilkan tepung talas dan dikemas di dalam plastik.
Berikut bagan pembuatan tepung talas. Pembuatan tepung talas Sumber : Koswara, Daging yang telah distandarisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu seperempat bagian digiling dan tiga perempat bagian lainnya diiris-iris, kemudian dibekukan.
Adonan yang telah terbentuk dimasukkan ke dalam selongsong atau casing sosis berdiamater 4,5 cm. Proses conditioning dilakukan pada suhu kamar selama 24 jam, kemudian dilanjutkan dengan proses fermentasi pada suhu kamar selama 6 hari yang diselingi dengan proses pengasapan selama 2 jam setiap harinya pada suhu kamar Arief, Maheswari, Suryati, Komariah dan Rahayu, Jenis kayu sebagai sumber asap sebaiknya berasal dari kayu keras yang dapat menghasilkan asap dengan mutu dan volume asap sesuai yang diharapkan Suradi, Suryaningsih dan Bararah, Asap banyak mempengaruhi warna karena adanya senyawa karbonil.
Senyawa karbonil bergabung dengan asam amino protein daging untuk membentuk senyawa furfural menghasilkan warna coklat. Senyawa phenol dan karbonil memberi flavor asap. Kelebihan kondensasi kelembaban yang berlebihan dalam permukaan produk harus dihindari yang akan membuat emulsi tidak stabil.
Nilai itu penting untuk keseimbangan kelembaban dalam ruang pengasapan yang dapat mengendap pada permukaan produk tanpa mengubah dari kelembaban berlebih dan menjadi kelembaban minimum dan penguapan. Kelembaban relatif ruang yang tinggi akan mempermudah endapan asap. Kelembaban permukaan daging juga mempengaruhi penetrasi asap kedalam produk. Permukaan yang cukup lembab akan mempermudah penetrasi asap, sebaliknya permukaan daging yang terlalu kering akan mempersulit proses penetrasi asap ke dalam produk daging sosis frankfurters yang diasap Xiong and Mikel, Kualitas sosis dibagi menjadi beberapa aspek yaitu kualitas organoleptik yang meliputi penampilan, warna, tekstur dan rasa, standar kimiawi seperti spesifikasi tipe daging dan persentasi maksimum lemak sosis, serta standar bakteriologi Essien, Kualitas sosis tidak hanya ditentukan oleh rasa namun juga kandungan nutrisinya Zebua dkk.
Kualitas sosis yang baik dapat diukur dan disesuaikan dengan standar mutu yang diberlakuakan SNI dapat dilihat pada Tabel 3. Syarat Mutu Sosis No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan: 1. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Waktu penelitian: 26 Oktober sampai 30 November Level substitusi dan komposisi sosis dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Title: Free Download Skripsi 1. Free Download Skripsi 1. Kami sangat Tidak mendukung kegiatan plagiatisme, Silahkan download sebagai referensi. Semoga bermanfaat Teman KoleksiSkripsi.
Bukti Pengiriman File Klik Gambar. Komentar Terbaru. Link Sahabat Tukeran Link. Analisis Pendapatan Pengusaha Ayam Potong. Bagi Hasil Bank Syariah. Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar. Faktor Ekspor Tembakau. Faktor Pembelian di Coffe Shop. Faktor Permintaan Timah Putih. Faktor-faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu.
Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi. Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri. IPO dan Underpriced. Kinerja Bank dan Asuransi. Analisis Ulang tentang manajemen pelelangan studi
0コメント